"Mengapa
banyak orang yang tidak suka membaca esai?"
"Karena
tidak menarik dan membosankan."
"Bagaimana
kamu tahu esai itu tidak menarik kalau belum membaca sampai titik
terakhir?"
"Dari
paragraf pertama lah. Kalau paragraf pertama saja tidak menarik, buat apa
dibaca sampai tuntas?"
Nah, itulah
maksud atau poin utama dari kutipan diatas. Saat membaca esai, secara tidak
sadar kamu akan menilai esai itu menarik atau tidak dari kalimat-kalimat
pertama yang disajikan penulisnya. Seperti kata sebuah iklan, "Pandangan
pertama begitu menggoda."
Tidak butuh
waktu lama untuk menilai seberapa menarik esai tersebut. Meskipun tidak ada
penelitian yang pasti, rata-rata kita butuh waktu maksimal 20 detik untuk
membaca satu-dua paragraf pertama.
Seperti
jawabanmu tadi, banyak orang yang tidak suka membaca esai karena tidak menarik
dan membosankan. Supaya esai itu tidak membosankan dan bisa membuat pembacanya
tetap tertarik untuk terus membaca sejak paragraf pertama, kamu membutuhkan
sebuah "Kait".
Menggunakan Kait
dalam pengantar Esai
Kait atau
pengait seringkali digunakan dalam konteks pertunjukan drama. Kait digunakan
untuk melibatkan penonton ke dalam aksi, membuat mereka terpikat oleh apa pun
yang terjadi di atas panggung.
Teknik seperti
itu juga dapat diterapkan untuk menulis. Dalam konteks penulisan, kait bisa
diartikan sebagai: perangkat sastra dalam kalimat-kalimat pembuka yang
digunakan untuk menarik perhatian pembaca. Dengan kata lain, kamu harus
menawarkan awal yang menarik untuk memotivasi pembaca dan mendorong mereka untuk
terus membaca lebih lanjut.
Sebelum
melanjutkan pembahasan, perlu kamu ketahui yang dimaksud esai itu tidak hanya
esai yang dibuat untuk tujuan akademik saja. Secara teknis, esai adalah
komposisi sastra pendek tentang tema atau subjek tertentu, biasanya dalam
bentuk prosa dan umumnya analitik, spekulatif, atau interpretatif. Artikel ini
juga bisa disebut sebagai esai.
Oke, sekarang
kita lanjutkan kembali. Seperti yang sudah kamu ketahui, setiap jenis esai
dimulai dengan kalimat pembuka/ pengantar yang menyajikan topik dan mengajukan
pernyataan. Namun, pernyataan itu harus disajikan secara logis.
Terkadang, kita
bisa dengan mudah menulis bagian utama, atau tubuh dari esai. Tapi, untuk
membuat awalan yang menarik, itu adalah seni tersendiri. Tidak jarang, kita
bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya hanya untuk memikirkan
kalimat-kalimat dalam paragraf pertama.
Meski sudah
berusaha keras memikirkan pengantar yang menarik, yang sering terjadi adalah
kalimat pembuka tersebut malah hanya berupa narasi yang normatif, datar, dan
membosankan. Kata-kata yang digunakan ya itu-itu saja.
Misalnya:
"Bencana
alam yang terjadi di Sigi dan Lombok mengakibatkan duka yang mendalam bagi
bangsa Indonesia...bla...bla...bla."
Aduh, semua
orang juga tahu bencana alam itu mengakibatkan duka yang mendalam. Dengan
menulis apa yang sudah umum diketahui orang, itu sama artinya kamu
membuang-buang kata, membuang-buang waktu pembaca yang ingin segera tahu, apa
tema inti atau apa yang menarik dari tulisan kita.
Alhasil, pembaca
akan skip, dan tanpa berpikir panjang kemungkinan besar akan mengakhiri sesi
membaca mereka sesegera mungkin. Sekarang pikirkan sendiri, berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menilai tulisan dengan pengantar yang normatif seperti
itu adalah tulisan yang membosankan? Tak sampai 20 detik!
Lain halnya bila
ada pengait yang mampu menarik minat pembaca, dan membuat mereka tidak
mengalihkan pandangan dari teks dalam tulisanmu. Karena itu, dalam menyusun
pengantar sebuah tulisan, tawarkan suasana yang menarik atau misterius.
Ciptakan suasana hati yang tepat, singgung tema atau konflik yang kontroversial.
Tips menggunakan
pengait yang efektif dalam esai
Berikut ini ada
9 tips yang akan membantumu menulis pengait yang efektif dalam semua jenis
esai. Pertimbangkan berbagai jenis kait ini dan pilih yang sesuai dan optimal
untuk menulis pengantar atau kalimat pembuka.
1. Kutipan orang
terkenal.
Mengutip
kata-kata atau pernyataan dari kepribadian/sosok yang diakui tidak hanya segera
menarik perhatian pembaca, tetapi juga bisa membawa rasa kredibilitas pada
tulisanmu. Setidaknya pembaca akan menilai dirimu adalah orang yang gemar
membaca sehingga kaya dengan perbendaharaan kutipan. Gunakan kutipan yang cocok
dan relevan dengan topik tulisan. Misalnya:
"Jangan
pernah mengatakan lebih dari yang diperlukan." - Richard Brinsley
Sheridan.
"Persiapan
terbaik untuk besok adalah melakukan yang terbaik hari ini." - H. Jackson
Brown.
"Pengalaman
Anda adalah pondasi untuk cerita Anda; imajinasi Anda mengambilnya dari sana.
" - J.R. Young.
"Jenius itu
1% inspirasi dan 99% keringat (kerja keras)" -- Thomas Alfa Edison
2. Sebuah saran.
Biasanya saran
atau nasihat lebih banyak ditempatkan di bagian penutup. Namun, sama seperti kutipan, sebuah saran
atau nasihat (dari dirimu sendiri atau orang lain) bila ditempatkan di awal
bisa dengan segera menarik perhatian pembaca dan menambah kredibilitas. Contohnya:
"Jangan
pernah membalas ketika kamu marah. Jangan pernah membuat janji saat kamu
bahagia.
Jangan pernah membuat keputusan saat kamu sedih."
"Jangan
pernah membodohi diri sendiri hanya untuk membuat orang lain merasa
nyaman".
"Nasihat
terbaik dalam dua baris kalimat: Diam adalah jawaban terbaik untuk semua
pertanyaan.
Tersenyum adalah reaksi terbaik dalam semua situasi ".
3. Pernyataan yang
kontroversial.
Contohnya bisa
dilihat dari artikel ini. Bisa saja saya membukanya dengan kalimat "Banyak
orang tidak suka membaca esai..bla...bla..bla". Tapi saya memilih dengan
pembukaan yang kontroversial, "Cuma butuh waktu 20 detik untuk menilai...."
Contoh lainnya
bisa dilihat dalam artikel hak cipta foto Instagram. Sebenarnya dalam draft
pertama, pengantar artikel tersebut hendak saya buka dengan kalimat:
"Jarang sekali ada pengguna media sosial yang memperhatikan term of
service...". Tetapi, saat mengedit terakhir kalinya, saya pikir itu kurang
kuat untuk dijadikan pengait.
Akhirnya,
kalimat pembukanya saya anulir sendiri dan saya berikan sedikit sentuhan yang
kontroversial, tapi konteksnya masih sama: "Saya berani bertaruh, kamu
jarang (atau malah tidak pernah) membaca secara tuntas dan memperhatikan secara
detil isi dari syarat dan ketentuan (term of service).
Sekarang coba
nilai sendiri, mana yang lebih menarik minat untuk dibaca, yang normatif dan
biasa-biasa saja, atau yang kontroversial?
4. Fakta yang
mengejutkan dan menarik.
Sajikan fakta
(benar-benar fakta lho ya, bukan cerita rekaan atau mitos) yang mengejutkan dan
menarik. Tentu saja, fakta yang kamu sajikan harus relevan dengan topik dan
bisa mendukung argumen secara logis.
Misalnya
esai/artikel tentang pemasaran digital, kamu bisa menyajikan fakta seperti ini:
Untuk mencapai kesuksesan pemasaran digital dengan memanfaatkan strategi
berbasis lokasi, sebagian besar profesional SEO berpengalaman memulainya di
tempat yang sama: membuat daftar Google Bisnisku (Google My Business).
5. Pertanyaan
retoris.
Sebuah esai yang
dibuka dengan pertanyaan retoris bisa menggugah keingintahuan pembaca dan
membuat mereka tetap terpaku untuk terus membaca. Contohnya:
"Kenapa orang
harus repot-repot menggoyangkan kendaraan saat mengisi bahan bakar?"
Bagaimana
jika...?
Bagaimana
bisa...?
Apa artinya ...?
Apa yang harus
dilakukan jika ...?
6. Pernyataan
lucu
Artikel yang
dibuka dengan pernyataan lucu dan menggelitik juga bisa menarik minat pembaca.
Untuk memperkaya bahan-bahan kalimat lucu, kamu bisa mengutipnya dari meme-meme
yang banyak beredar di media sosial.
Untuk tema-tema
seputar politik atau esai berdasarkan fakta yang sedang tren dan aktual,
cobalah banyak membaca komentar-komentar di situs-situs berita. Seringkali
terlontar komentar-komentar lucu dari pengguna media sosial yang bisa kamu
jadikan pengait untuk membuka esai.
Contohnya:
Matematika butuh ketakberhinggaan, Fisika butuh kekosongan sebagai solusi.
Sedangkan Cinta, hanya butuh sejuta kesabaran agar bisa bersama Rangga kembali.
7. Data
statistik
Contoh:
"Menurut
data BNPB per 10 Oktober 2018, jumlah korban meninggal dalam bencana alam di
Sulawesi Selatan mencapai 2.101 jiwa, jumlah korban hilang...".
8. Menjelaskan
latar belakang tema.
Pilihlah buku
atau cerita yang menjadi dasar dari esaimu, dan gunakan sebagai pengantar.
Dengan demikian, kamu akan bisa langsung mengantarkan pembaca pada inti/pokok
tema tanpa harus melalui mukadimah yang panjang. Contohnya:
"Dalam buku
'Ranjau Biografi', Pepih Nugraha menuliskan ada 11 ranjau yang harus dihindari
dalam menulis biograti atau artikel tentang seorang tokoh. Salah satunya adalah
bahaya kultus individu atau glorifikasi".
9. Perbandingan
yang tidak biasa.
Contohnya:
"Dalam dua
sesi debat capres, kita bisa melihat bagaimana Prabowo membicarakan masalah
negara, sementara Jokowi membicarakan masalah Prabowo."
Selain digunakan
sebagai pengantar esai, pengait juga bisa digunakan untuk menutup esai. Apakah
perlu? Ya, bagian penutup atau kesimpulan yang baik tidak hanya berisi
ringkasan dari esai. Lebih dari itu, bagaimana caranya kita membuat pembaca
merasa puas, tetapi di saat yang sama juga membangkitkan minat mereka untuk
mengeksplorasi lebih banyak topik yang idenya terinspirasi dari esai kita.
Kait yang
digunakan dalam pengantar atau kalimat pembuka adalah satu dari tiga
elemen/faktor yang menentukan sebuah esai/artikel bisa menarik minat banyak
pembaca. Karena artikel ini sudah terlalu panjang, dengan sangat menyesal dua
faktor lainnya harus disimpan dulu, untuk ditayangkan di lain kesempatan.
Sources: https://www.kompasiana.com/primata/5c84966d12ae9449664dea24/9-tips-menulis-esai-yang-menarik-untuk-dibaca-dengan-menggunakan-kait?page=all
Komentar
Posting Komentar